5 Macam Klasifikasi Protista Mirip Jamur, Gambar, Contoh dan Peranan dalam Kehidupan
https://www.biologijk.com/2017/12/protista-mirip-jamur.html
Daftar Materi Biologi
Advertisement
Baca Juga:
Kingdom Protista sangat berbeda dengan kingdom lainnya. Beberapa Protista adalah autrotof dan beberapa lagi adalah heterotrof. Respirasi pada Protista terjadi secara aerobik. Hidup bebas di laut, air tawar, atau parasit pada makhluk hidup lain. Walaupun pada umumnya Protista adalah makhluk hidup uniseluler, namun terdapat juga Protista yang multiseluler, seperti ganggang laut.
Apakah Anda tahu contoh lainnya? Anda mungkin bertanya-tanya mengapa Protista tidak dikelompokkan dalam kingdom Monera meski keduanya secara umum merupakan makhluk hidup satu sel. Hal ini dikarenakan Protista berbeda dengan Monera dalam hal struktur inti sel.
Pada Protista, selnya sudah mempunyai membran inti atau disebut organisme eukariotik. Sedangkan Monera tidak memiliki membran ini atau disebut organieme prokariotik. Organisme anggota Protista bersifat autrotrof, heterotrof, dan ada juga yang mendapatkan makanannya secara bervariasi bergantung kondisi lingkungan saat itu.
Kingdom
|
Perbedaan Ciri
|
Protista
|
Memiliki membran sel (eukariotik)
|
Monera
|
Tidak memiliki membran sel (prokariotik)
|
Protista dapat ditemukan di air tawar, air laut, dan bersimbiosis dengan makhluk hidup lain. Keanekaragaman habitat dan cara hidup Protista membuatnya sulit diklasifikasikan ke dalam kelompok hewan maupun tumbuhan. Saat ini, Protista dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut.
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan belajar mengenai klasifikasi, contoh, dan peranan organisme yang masuk dalam kelompok protista mirip jamur. Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini.
Penjelasan dan Ciri-Ciri Protista Mirip Jamur
Dahulu Protista mirip jamur sering dikelompokkan ke dalam kingdom Fungi, namun sekarang pada umumnya para ahli telah mengelompokkannya ke dalam kingdom Protista. Hal ini dikarenakan jamur golongan ini mempunyai struktur tubuh dan cara bereproduksi yang berbeda dari kelompok jamur pada umumnya. Gerakan dan reproduksinya mirip dengan Amoeba sehingga dimasukkan dalam anggota Protista.
Protista mirip jamur menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya dalam bentuk uniseluler. Akan tetapi, Protista mirip jamur dapat bergabung dan berkelompok sehingga membentuk organisme multiseluler. Dalam keadaan tersebut, Protista mirip jamur mengalami masa transisi dari uniseluler menuju multiseluler.
Protista menyerupai jamur terdiri dari kelompok jamur lendir (slime mold). Jamur lendir meliputi sekelompok mikroorganisme yang heterogen. Jamur lendir mempunyai ciri-ciri menyerupai hewan dan jamur. Daur hidupnya melalui fase vegetatif dan generatif yang bergantian.
Fase vegetatifnya menyerupai lendir yang dapat bergerak seperti hewan (disebut plasmodium), namun struktur reproduksinya dapat menghasilkan spora yang terbungkus dinding sel seperti pada jamur.
Jamur lendir tidak memiliki klorofil sehingga semuanya bersifat heterotrof yang memakan bahan organik (dekomposer atau saprofit), bakteri, dan Protozoa atau bersifat parasit pada organisme lain. Habitatnya adalah di perairan, tempat yang sejuk dan lembab seperti di dasar hutan hujan tropis, serasah daun dan kayu lapuk, dan di tanah lembab yang banyak mengandung bahan organik.
Peranan jamur lendir adalah sebagai dekomposer, mengendalikan pertumbuhan bakteri dan protozoa, dan menyebabkan penyakit pada hewan dan tanaman budidaya.
Klasifikasi Protista Mirip Jamur
Protista menyerupai jamur dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu jamur lendir sejati (Myxomycetes, filum Amoebozoa), jamur lendir endoparasit (Plasmodiophoromycetes), jamur lendir seluler (Acrasiomycetes), jamur lendir jaring (Labyrinthulomycetes) dan jamur air (Oomycetes).
Sistem klasifikasi lama memasukkan jamur lendir endoparasit, jamur lendir seluler, dan jamur lendir jaring ke dalam Myxomycetes, namun sekarang dipisah menjadi kelas tersendiri yang bersama-sama dengan jamur air dimasukkan dalam filum Heterokontophyta.
1. Myxomycetes
Beberapa ahli menyebut Myxomycetes sebagai Mycetozoa karena dalam daur hidupnya dijumpai tahapan yang serupa dengan kehidupan Protozoa, diselingi dengan tahapan yang menyerupai kehidupan jamur. Dalam siklus hidupnya terdapat fase vegetatif yang diselingi dengan fase generatif.
Pada fase vegetatif bentuknya menyerupai lendir yang dapat berpindah-pindah dengan menjulur ke tempat-tempat yang mengandung banyak makanan. Sel Myxomycetes menyerupai protoplasma Amoeba dengan banyak inti (multinukleat) yang tidak berdinding yang disebut plasmodium. Ukuran dan warnanya sangat beragam dan bentuknya berubah-ubah ketika merayap di atas permukaan substrat.
Organisme ini memakan bakteri, Protozoa, spora jamur lain, dan bahan-bahan organik lain seperti sisa-sisa daun, ranting, dan kayu. Makanan diserap dengan fagositosis dan dicerna dalam vakuola makanan dan sisa-sisa yang tidak dicerna dikeluarkan dari vakuola. Jika lingkungan tidak menguntungkan, jamur lendir ini membentuk sel yang berdinding tebal dan keras yang disebut sklerotium.
Pada fase generatif/reproduktif, Myxomycetes hidup menetap dan mempunyai bentuk yang khas berupa tubuh buah (sporangium) yang mempunyai dinding sel yang disebut peridium. Tubuh buah Myxomycetes menghasilkan spora-spora haploid yang berflagela disebut miksflagelata (myxoflagellata). Spora ini tahan terhadap kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.
Flagela pada spora berfungsi untuk bergerak dan dapat dilepaskan ketika tumbuh menjadi individu baru yang disebut miksamuba (myxoamoeba). Contoh Myxomycetes adalah Ceratiomyxa fructilosa, Physarium polycephalum, Didymium nigripes, Trichia persimilis, dan Stemonitis splendens.
2. Plasmodiophoromycetes
Mikroorganisme ini menyerupai Myxomycetes, namun plasmodium multinukleatnya berkembang di dalam jaringan tumbuhan inang. Plasmodium menghasilkan zoosporangium yang menghasilkan spora. Infeksi terjadi jika zoospora menembus akar tanaman inang dan tumbuh menjadi myxoamoeba (perkecambahan spora yang menghasilkan bentuk serupa amoeba) yang kemudian tumbuh menjadi plasmodium.
Ketika ukuran plasmodium bertambah mengakibatkan akar-akar tanaman inang membengkak menyebabkan penyakit yang disebut bengkak akar. Pada tahap ini spora dibentuk dan tetap tinggal di dalam sel-sel tanaman inang. Spora Plasmodiophoromycetes tidak dihasilkan di dalam tubuh buah seperti dijumpai pada jamur lendir yang lain. Apabila tanaman inang mati dan membusuk, spora-spora Plasmodiophoromycetes dibebaskan dan siap untuk menginfeksi bibit-bibit tanaman baru.
Tanaman yang sering digunakan sebagai inang adalah tanaman kentang dan kubis yang menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan diakhiri dengan kematian sebelum waktunya. Kelompok Plasmodiophoromycetes yang lain merupakan parasit pada ganggang air tawar. Contohnya adalah Plasmodiophora brassicae yang menyebabkan bengkak akar pada tanaman kubis, Spongospora subterranean merupakan parasit pada tanaman kentang,Sorodiscus, Tetramyxa, Octomyxa, dan Polymyxa.
3. Acrasiomycetes
Acrasiomycetes merupakan jamur lendir seluler yang hidup bebas dan amoeboid (berbentuk menyerupai amoeba), namun plasmodiumnya tidak multinukleat. Dapat dijumpai di berbagai tempat di dalam tanah yang banyak mengandung bahan organik, memakan bakteri dan zat-zat organik. Tubuh buah Acrasiomycetes disebut sorokarp yaitu tubuh buah yang sering ditemukan bercabang-cabang dan tiap ujung cabang membentuk kelompok-kelompok spora.
Spora Acrasiomycetes berbentuk seperti bola atau telur dengan dinding sel tipis yang mengandung selulosa. Pada beberapa spesies yang lain, spora yang dihasilkan tidak mengandung dinding sel yang disebut pseudospora. Spora akan berkecambah membentuk miksamuba yang kemudian tumbuh menjadi plasmodium. Contoh jamur lendir seluler adalah Acrasis, Sappina, Polysphodylium, dan Dictyostelium discoideum.
4. Labyrinthulomycetes
Jamur lendir dalam kelas Labyrinthulomycetes memiliki sedikit persamaan dengan golongan jamur. Kebanyakan dijumpai di lingkungan laut dan menjadi parasit atau saprofit pada ganggang laut. Namun beberapa jenisnya juga dijumpai di daratan. Jamur lendir ini pada permukaannya terdapat jaring halus yang berasal dari lendir yang dikeluarkannya.
Sel-selnya sebagian besar berbentuk lonjong atau seperti gelendong. Selsel ini tidak berdinding dan tiap sel berinti satu. Sel-sel tersebut terhimpun menjadi satu kelompok oleh benang-benang dari lendir yang dihasilkannya. Sejumlah sel kemudian berkelompok dan membentuk sporosit yang menghasilkan spora.
Spora Labytunthulomycetes berselaput lendir dan berflagela dua. Setelah dilepaskan dari sporosit, spora berenang menggunakan flagela. Ketika flagela dilepaskan spora akan tumbuh dan membelah berulang kali membentuk koloni baru. Contoh Labyrinthulomycetes adalah Labyrinthula minuta, L. algeriensis, L vitellina, dan L. macrocystis.
5. Oomycetes
Oomycetes meliputi jenis-jenis jamur lendir uniseluler yang membentuk benang-benang miselium yang bercabang-cabang. Habitatnya di tempat yang lembab atau di perairan. Beberapa jenis bersifat saprofit sebagai dekomposer dan ada yang bersifat parasit pada tanaman dan hewan air. Reproduksi aseksual pada Oomycetes yang hidup di air dengan zoospora berflagel dua, sedangkan yang hidup di darat dengan sporangium dan konidium. Reoproduksi seksual dengan oogami.
Selnya membentuk struktur yang mengandung sel telur dan struktur yang membentuk sel sperma. Kedua struktur ini kemudian bersatu sehingga terjadi pembuahan yang menghasilkan zigot diploid yang kemudian tumbuh membentuk spora berdinding tebal yang disebut zoospora dengan dua flagela, satu flagela tidak berbulu menjurus ke belakang dan satu flagela berbulu menjurus ke depan. Zoospora bila berkecambah akan membentuk individu baru.
Oomycetes penting secara ekonomi dan ilmu pengetahuan karena banyak menyebabkan penyakit pada hewan dan tanaman budidaya, contohnya adalah sebagai berikut.
■ Lagenidium rabenhorstii, mempunyai hifa bercabang yang hidup parasit dalam sel-sel ganggang.
■ Saprolegnia parasitica parasit pada ikan dan telur-telur ikan.
■ Phytium debaryanum menyebabkan busuk pada kecambah.
■ Phytophthora infestans, merupakan parasit yang menyerang tanaman kentang, tomat, dan sebagainya.
■ Pythophtora faberi, menimbulkan penyakit pada tanaman karet pada luka bekas sadapan.
■ Plasmopara viticola, merupakan parasit pada tanaman anggur.
■ Pseudoperonospora cubensis, parasit pada tanaman mentimun.
■ Albugo candida, parasit pada tanaman kol, kubis, dan kelompok Cruciferae yang lain.