Loading...

Apakah Peran Foraminifera & Radiolaria dalam Kehidupan? Ini Dia Penjelasan Lengkapnya

Advertisement
Tentunya kalian telah tahu bahwa Protozoa (Protista Mirip Hewan) yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang menjadi salah satu sumber makanan bagi hewan air (akuatik) termasuk udang, ikan, kepiting yang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya adalah dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa merupakan pemangsa bakteri. Berdasarkan alat geraknya, Protozoa diklasifikasikan ke dalam empat filum seperti yang diperlihatkan pada tabel berikut ini.
No.
Filum
Cara Gerak
Cara Berkembang Biak
Ciri-Ciri Lain
1.
Flagela (bulu cambuk)
Pembelahan biner, pada beberapa kelompok ada reproduksi seksual
Nutrisinya fototrofik, heterotrofik, atau keduanya
2.
Psedopodia (kaki semu)
Pembelahan biner, tidak ada reproduksi seksual
Kebanyakan spesies hidup bebas, heterotrof
3.
Silia (rambut getar)
Pembelahan biner melintang, reproduksi seksual dengan konjugasi
Kebanyakan spesies hidup bebas, heterotrof
4.
Tidak memiliki alat gerak (meluncur atau tidak bergerak)
Pembelahan berganda, ada reproduksi seksual
Semua spesies bersifat parasit

Saat ini telah diketahui sekitar 40.000 jenis Rhizopoda atau Sarcodina, yaitu Protozoa yang bentuknya tidak tetap, selalu berubah-ubah. Sarcodina meliputi ratusan hewan jenis Amoeba yang hidup di air tawar, air asin, di tanah yang lembab, dan beberapa jenis hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Beberapa Sarcodina mempunyai pelindung berupa testa, misalnya Foraminifera dan Radiolaria. Nah, dalam artikel kali ini akan dibahas mengenai peran Foraminifera dan Radiolaria dalam kehidupan. Untuk itu silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini.
peranan manfaat dan kegunaan foraminiferan dan radiolaria dalam kehidupan manusia
Foraminifera dan Peranannya bagi Kehidupan
Foraminifera meliputi lebih dari 30.000 jenis yang telah diketahui, sebagian diantaranya merupakan fosil. Foraminifera menyerupai Amoeba yang hidup di laut tetapi mempunyai cangkang pelindung yang disebut testa. Kebanyakan testa berdinding rapat, namun ada pula yang berpori. Bentuk testa bermacam-macam, ada yang seperti tabung sederhana hingga yang berbentuk bilik spiral. Ukurannya rata-rata hanya 0,05 cm namun ada yang mencapai 8 cm.

Foraminifera bergerak dengan pseudopodia kecil yang muncul pada bagian testa yang terbuka yang disebut apertur. Pada testa yang berpori, pseudopodia menjulur melalui pori-pori ini. Foraminifera berkembang biak secara seksual dan aseksual. Seluruh sitoplasma digunakan untuk membentuk sel anak sehingga sel induk mati setelah berkembang biak. Foraminifera yang ada yang hidup di dasar laut dan ada yang mengapung di permukaan laut menyusun plankton. Makanan utamanya adalah bakteri dan diatom.

Makhluk dengan dinding sel lunak yang disebut Foraminifera (sejenis plankton) ini terdeteksi oleh kapal selam robot, Kaiko milik Jepang, oleh Yuko Toda dan rekan-rekannya dari Shizuoka University. Kemudian penemuan ini dilaporkan dalam majalah Science. Dalam tulisan tersebut dijelaskan jalur kekerabatan Foraminifera berdinding lunak dan termasuk satu-satunya species yang pernah menjelajahi daratan dan lautan. Analisis DNA organisme makhluk baru yang ditemukan ini juga menunjukkan mereka merupakan keluarga organisme primitif dari zaman Precambrian.

Apabila Foraminifera mati, cangkang testanya tenggelam dan berkumpul membentuk tanah globigerina (diambil dari nama Globigerinidae, yaitu salah satu familia dari Foraminifera yang paling melimpah). Piramida di Mesir dibuat dari tanah Foraminifera yang dilapisi dengan granit. Para ahli geologi juga mempelajari endapan cangkang Foraminifera sebagai petunjuk lokasi ditemukannya cadangan minyak bumi.

Radiolaria dan Peranannya bagi Kehidupan
Radiolaria, bersifat uniseluler seperti amoeba namun dilengkapi dengan eksoskeleton yang rumit disebut testa. Testa berfungsi sebagai pelindung. Biasanya berbentuk bulat simetris yang lebarnya dapat mencapai beberapa milimeter. Umumnya terbuat dari silika dan sering mempunyai tonjolan-tonjolan keluar. Testa berpori yang digunakan untuk menjulurkan pseudopodia guna mencari makan.

Sitoplasma Radiolaria mengandung banyak vakuola yang membantu untuk tetap mengapung di perairan. Radiolaria berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan inti yang diikuti pemisahan sitoplasma dan sebagian testa. Radiolaria yang mati cangkangnya tenggelam dan mengendap membentuk lapisan tanah radiolaria di dasar laut dalam. Tanah radiolaria ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok.

Post a Comment

Mohon berkomentar secara bijak dengan bahasa yang sopan dan tidak keluar dari topik permasalahan dalam artikel ini. Dan jangan ikut sertakan link promosi dalam bentuk apapun.
Terimakasih.

emo-but-icon

Home item

Materi Terbaru