Klasifikasi Bakteri Berdasarkan Flagel, Oksigen, Suhu, Nutrisi, Bentuk dan Dinding Sel Beserta Contohnya
https://www.biologijk.com/2017/08/klasifikasi-bakteri.html
Daftar Materi Biologi
Advertisement
Baca Juga:
Sampai saat ini, kurang lebih 5000 spesies bakteri telah dikenali. Spesies-spesies tersebut terdapat dalam jumlah yang sangat banyak di hampir semua habitat yang memungkinkan bagi mereka. Setiap gram tanah di kebun kita misalnya, diperkirakan mengandung sebanyak 2 milyar bakteri. Selain itu, bakteri juga ditemukan pada tumbuhan, hewan, pada semua jenis tanah, perairan (air tawar dan asin), lapisan atmosfer dan hampir di semua tempat yang mungkin bisa kita kunjungi.
Dari sekian banyak spesies bakteri apabila tidak diklasifikasikan, akan sulit bagi kita untuk mengidentifikasi bagaimana sifat dan karakteristik dari bakteri-bakteri yang ada. Oleh karena itu, untuk mempermudah dalam mengenali spesies bakteri tertentu, maka diperlukan sistem pengelompokkan bakteri berdasarkan ciri-ciri tertentu. Bakteri dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk tubuh, alat gerak, kebutuhan akan oksigen, cara memperoleh makanan, suhu, dan dinding sel. Mari kita uraikan satu persatu.
#1 Klasifikasi Bakteri Berdasarkan Jumlah dan Letak Flagel
Flagel merupakan salah satu alat gerak pada bakteri. Flagela adalah struktur tambahan alat pada beberapa jenis bakteri yang berupa bulu cambuk. Untuk memahami struktur tubuh bakteri baca artikel tentang bagian-bagian dan fungsi struktur sel bakteri. Berdasarkan jumlah dan kedudukan flagel, bakteri dikelompokkan dalam lima tipe yaitu atrik, monotrik, lofotrik, amfitrik dan peritrik. Perhatikan gambar di bawah ini.
a) Bakteri atrik
Bakteri atrik adalah bakteri yang tidak memiliki flagel sama sekali. Contoh bakteri atrik adalah Escherichia coli.
b) Bakteri monotrik
Bakteri monotrik adalah bakteri yang satu ujung selnya memiliki satu flagela. Contoh bakteri monotrik adalah Pseudomonas aeroginosa.
c) Bakteri amfitrik
Bakteri amfitrik adalah bakteri yang dua ujung selnya masing-masing memiliki satu flagela. Contoh bakteri amfitrik adalah Aquaspirillum serpens.
d) Bakteri lofotrik
Bakteri lofotrik adalah bakteri yang satu ujung selnya memiliki beberapa flagel. Contoh bakteri lofotrik adalah Pseudomonas fluorescens.
e) Bakteri peritrik
Bakteri peritrik adalah bakteri yang seluruh permukaan tubuhnya memiliki flagela. Contoh bakteri peritrik adalah Salmonella thyposa.
#2 Klasifikasi Bakteri Berdasarkan Kebutuhan Akan Oksigen
Salah satu ciri-ciri bakteri yaitu bakteri bersifat motil atau selalu bergerak berpindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Sama halnya seperti kita, untuk bergerak maka bakteri memerlukan energi. Energi pada bakteri dihasilkan melalui proses respirasi. Dalam respirasi, ada bakteri yang memerlukan oksigen dan ada pula yang tidak memerlukan oksigen. Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen, bakteri dibedakan menjadi tiga macam yaitu.
a) Bakteri aerob obligat
Bakteri aerob obligat memerlukan oksigen bebas dalam proses respirasi. Bakteri ini hanya dapat tumbuh di tempat yang cukup tersedia oksigen. Oksigen diperlukan untuk memecah bahan organik (zat makanan) sehingga diperoleh energi. Bakteri jenis ini menyukai tempat hidup yang dapat berhubungan dengan udara bebas. Contohnya adalah Bacillus substilis, Pseudomonas aeruginosa, Mycobacterium tuberculosis dan Thiobacillus ferooxidans.
b) Bakteri anaerob obligat
Bakteri anaerob obligat tidak memerlukan oksigen bebas untuk melangsungkan proses respirasi. Bakteri ini hanya dapat tumbuh di tempat yang tidak mengandung oksigen dan akan teracuni jika ada oksigen. Untuk proses respirasinya, bakteri jenis ini memiliki enzim tertentu yang spesifik guna memecah bahan organik (menghasilkan energi) dalam keadaan anaerob (tanpa oksigen). Contoh bakteri anaerob obligat adalah Clostridium tetani, Methanobacterium dan Bacteroides.
b) Bakteri anerob fakultatif
Bakteri anaerob fakultatif dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan dengan konsentrasi oksigen yang rendah. Oksigen tidak diperlukan dalam pembentukan energi, tetapi dapat memacu proses metabolisme, sehingga keberadaan sedikit oksigen mengakibatkan proses respirasi lebih efisien dibandingkan keadaan anaerob. Contohnya adalah Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
#3 Klasifikasi Bakteri Berdasarkan Suhu Optimum
Laju pertumbuhan semua oganisme termasuk bakteri bergantung pada reaksi biokimiawi dan reaksi ini dipengaruhi oleh suhu. Dengan demikian pola pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh suhu. Suhu optimum yang dikehendaki bakteri untuk pertumbuhan berbeda-beda. Suhu optimum merupakan suhu yang paling baik/sesuai untuk kehidupan suatu jenis bakteri. Berdasarkan suhu optimumnya, bakteri dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu.
a) Bakteri psikrofil
Bakteri psikrofil adalah bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 0° – 30°C dengan suhu optimum 15°C. Contoh bakteri psikrofil adalah Pseudomonas, Flavobacterium, Achromobacter dan Alcaligenes.
b) Bakteri mesofil
Bakteri mesofil dapat tumbuh pada suhu 25° – 37°C dengan suhu optimum 32°C. Umumnya bakteri jenis ini hidup di dalam alat pencernaan. Beberapa jenis bakteri bahkan dapat hidup dengan baik pada suhu sekitar 40°C. Semua jenis bakteri yang bersifat patogen pada hewan dan manusia merupakan bakteri mesofil. Contoh bakteri jenis ini adalah Listeria monocytogenes, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
c) Bakteri termofil
Bakteri termofil merupakan jenis bakteri yang dapat tumbuh pada daerah yang suhunya tinggi, lebih dari 40°C. Temperatur optimumnya antara 55 –60°C. Bakteri ini dijumpai pada sumbersumber air panas, kawah gunung berapi, geiser dan sebagainya. Contoh bakteri termofil adalah Thermus aquaticus, Sulfolobus acidocaldarius dan Chloroflexus.
#4 Klasifikasi Bakteri Berdasarkan Cara Memperoleh Makanan (Nutrisi)
Untuk dapat hidup, bakteri memerlukan nutrisi yang tepat. Semua sel bakteri membutuhkan sumber karbon, nitrogen, belerang, fosfor, garam-garam organik (ex. Kalium, magnesium, natrium, kalsium dan besi) dan sejumlah mikronutrien (ex. Seng, tembaga, mangan, dsb. dalam jumlah sedikit). Terdapat dua jenis sumber karbon bagi bakteri, yaitu karbon yang berasal dari komponen organik dan dari komponen anorganik. Berdasarkan cara memperoleh makanan (sumber karbon), pengelompokkan bakteri ada dua yaitu.Ads
a) Bakteri Heterotrof
Bakteri heterotrof memerlukan karbon yang berasal dari komponen organik, bakteri jenis ini tidak dapat membuat senyawa organik dari substansi anorganik sederhana, jadi selalu hidup dengan memperoleh makanan dari organisme lain. Bakteri heterotrof umumnya tidak berklorofil dan tidak dapat menghasilkan makananya sendiri. Bakteri heterotrof dibedakan lagi menjadi 4 golongan, yaitu bakteri parasit, bakteri saprofit, bakteri patogen, dan bakteri apatogen.
1) Bakteri parasit
Adalah bakteri yang kebutuhan makanannya diperoleh dari tubuh mahluk hidup lain yang ditumpanginya. Contohnya bakteri heterotrof ini antara lainSpirochaetaceae (parasit usus moluska), Treponemataceae (parasit pada vertebrata), Borrelia recurrentis, Borrelia burgdorferi dan Borrelia novyi.
2) Bakteri saprofit
Adalah bakteri yang kebutuhan makanannya diperoleh dari sisa-sisa mahluk mati melalui proses perombahan bahan organik menjadi anorganik melalui fermentasi dan respirasi. Proses perombakan bahan organik yang mereka lakukan akan menghasilkan gas-gas seperti CO2, CH4, H2S, H2, N2, dan NH3. Contoh bakteri heterotrof ini antara lain Metanobacterium omelianski, Thibacillus denitrificans, Escherichia coli, Clostridium sporageus, Desulfovirio desulfuricans dan Methanobacterium ruminatum.
3) Bakteri patogen
Adalah bakteri parasit yang selain menyerap makanan, ia juga menyebabkan timbulnya penyakit pada tubuh inangnya. Contoh bakteri ini antara lainMycobacterium leprae, Salmonella thyphosa, Clostrididum tetani, Yersina pestis, Vibrio comma, Mycobacterium tuberculosis, Treponema pallidum, Corynebacterium diphtheriae, Pseudomonas cattelaye, Neisseria meningitidis dan sebagainya.
4) Bakteri apatogen
Adalah bakteri parasit hanya menyerap makanan tapi tidak menyebabkan timbulnya penyakit pada inangnya. Contoh bakteri ini antara lain Escherichia coli dan Streptomyces griseus.
b) Bakteri Autotrof
Bakteri autotrof dapat menggunakan karbon anorganik atau karbon dioksida bebas (CO2) sebagai sumber karbon, bakteri jenis ini dapat membuat senyawa organik dari zat-zat anorganik, jadi dapat menyusun makanannya sendiri. Berdasarkan sumber energi yang dipergunakan untuk mensintesis senyawa organik, bakteri autotrof dibedakan menjadi 2 bakteri fotoautotrof dan bakteri kemoautotrof.
1) Bakteri fotoautotrof
Adalah bakteri yang membuat makanannya dengan bantuan energi yang berasal dari cahaya matahari. Bakteri ini adalah bakteri yang mengandung zat warna hijau sehingga dapat melakukan fotosintesis, seperti tumbuhan hijau. Bakteri fotoautotrof sering disebut juga bakteri fotosintetik. Contoh bakteri fotoautotrof adalah Bakteri hijau yang memiliki pigmen hijau yang dinamakan bakterioviridin atau bakterioklorofil dan Bakteri ungu yang memiliki pigmen ungu, merah atau kuning disebut bakteriopurpurin.
2) Bakteri Kemoautotrof
Adalah bakteri yang membuat makanannya dengan bantuan energi yang berasal dari reaksi-reaksi kimia, misalnya, proses oksidasi senyawa tertentu. Contohnya, bakteri nitrit dengan mengoksidkan NH3 , bakteri nitrat dengan mengoksidkan HNO2 , bakteri belerang dengan mengoksidkan senyawa belerang, Nitosococcus, dan Nitrobacter.
#5 Klasifikasi Bakteri Berdasarkan Bentuk Sel
Bakteri merupakan organisme uniseluler atau bersel tunggal. Namun, meski bersel tunggal, bentuk-bentuk sel bakteri sangat beragam. Karena keberagaman bentuk sel bakteri ini maka bentuk sel dijadikan salah satu dasar dalam klasifikasi atau pengelompokkan bakteri. Bakteri dibagi menjadi 3 kelompok menurut bentuknya, yaitu kokus (coccus), basil dan spiral.
a) Kokus
Kokus atau Coccus adalah bakteri yang mempunyai bentuk bulat atau bujur telur. kokus berasal dari bahasa Yunani ‘kokkos’ yang berarti “buah beri”. Organisme kokus bisa hidup dengan sendiri (soliter) yang disebut bakteri Monokokus, tetapi bisa juga hidup dalam formasi dengan bakteri kokus lainnya. 2 kokus yang bergabung disebut Diplokokus, sedangkan 4 coccus yang membentuk kotak disebut Tetrakokus.
Bakteri genus Sarcina tersusun 8 bakteri dan membentuk kubus. Namun ada pula yang membentuk koloni seperti segerombol buah anggur yang disebutStafilokokus. Susunan yang umum dari bakteri kokus ini yaitu rantai bakteri (Streptokokus). Ukuran rata-rata dari bakteri kokus ini sekitar 0,5 sampai 1 mikro meter.
b) Basil
Basil atau Bacillus adalah golongan bakteri yang berbentuk batang, tetapi ada juga genus bakteri yang bernama Bacillus. Perbedaannya terletak pada penulisan, jika Baccillus (penulisan tidak miring) merujuk pada bentuk bakteri, sedangkan Baccillus (penulisan miring) menunjukkan genus bakteri. Kebanyakan bakteri adalah berbentuk batang tunggal (Monobasilus).
Namun ada juga Diplobasilus yang muncul secara berpasangan dua-dua setelah pembelahan dan juga Streptobasilus yang muncul secara berantai. Selain itu, ada jenis bakteri basil yang pendek, gemuk dan membulat seperti bakteri kokus, bentuk bakteri seperti ini dinamakan coccobasilus.
c) Spirilum
Spirilum adalah bakteri yang berbentuk melengkung. Banyak bakteri spirilum yang kaku dan mempunyai kemampuan untuk bergerak. Ada 3 golongan bakteri spirilm, yaitu vibrio, spiral (spirilla) dan spiroseeta. Bakteri vibrio berbentuk seperti karakter koma dengan hanya satu lengkungan, contohnya adalah Vibrio cholerae. Spirilla mempunyai struktur spiral yang kaku, contohnya yaitu Campylobacter jejuni. Kemudian bakteri Spiroseta, bakteri ini mempunyai bentuk spiral dan tubuh yang fleksibel, contoh bakteri ini yaitu Leptospira sp.
#6 Klasifikasi Bakteri Berdasarkan Karakteristik Dinding Sel
Dinding sel bakteri merupakan salah satu materi unik yang membedakan bakteri dengan organisme lain yang ada di bumi. Dari dinding selnya ini kita bisa mengklasifikasikan 3 jenis bakteri, yaitu bakteri gram positif , bakteri gram negatif dan bakteri tak berdinding sel. Sistem klasifikasi bakteri ini pertama kali dilakukan oleh Hans Christian Gram seorang ahli bakteriologi asal Denmark pada tahun 1884.
a) Bakteri gram negatif
Bakteri gram negatif adalah kelompok bakteri yang dinding selnya memiliki lapisan peptidoglikan tebal dan mampu menyerap warna violet dari lingkungan. Contoh bakteri gram negatif antara lain:
1) Azotobakteria adalah bakteri tanah yang dapat memfiksasi nitrogen dari udara dalam kondisi aerobik.
2) Bakteri ungu adalah bakteri yang bersifat fotoautotrof dan tidak menghasilkan oksigen.
3) Cyanobacteria adalah bakteri fotosintetik yang biasanya hidup di ekosistem danau, kolam renang dan ekosistem perairan tenang. Beberapa spesies bakteri ini diketahui memfiksasi nitrogen dari udara.
4) Enterobakteria adalah bakteri pengurai yang hidup pada organisme mati seperti tumbuhan atau tubuh hewan yang membusuk.
5) Klamidia adalah golongan bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan. Bakteri ini umumnya bertindak sebagai parasit atau hidup dengan mengambil energi dari inangnya. Contoh bakteri gram negatif ini adalah Chlamydia trachomati (penyebab penyakit kebutaan pada manusia dan hewan).
6) Mixobakteria adalah bakteri yang mengeluarkan lendir untuk bergerak dengan cara meluncur. Bakteri ini umumnya tidak memiliki flagel atau disebut bakteri atrik.
7) Pseudomonas adalah bakteri bersifat heterotrof yang dapat menghasilkan pigmen non fotosintetik. Pseudomonas termasuk bakteri yang merugikan karena dapat menyebabkan beberapa penyakit pada tumbuhan, hewan dan manusia.
8) Rhizobium adalah bakteri yang hidup bersimbiosis dengan bintil akar tumbuhan kacang-kacangan (legum). Bakteri ini mampu memfiksasi nitrogen di udara dan sering dimanfaatkan dalam usaha bioteknologi bidang pertanian.
9) Riketsia adalah bakteri kecil berbentuk batang (coccus) yang bersifat sebagai patogen pada manusia dan hewan.
10) Spiroseta adalah bakteri dengan dinding sel fleksibel, berbentuk spiral, dan bergerak dengan filamen aksial (struktur yang mirip flagela). Contoh bakteri bakteri gram negatif ini adalah Treponema pallidum.
11) Vibrio adalah bakteri yang hidup di ekosistem air laut sebagai bioluminesensi. Bioluminensi merupakan pancaran cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup karena adanya reaksi kimia tertentu di dalam tubuhnya. Contoh bakteri ini adalah Vibrio cholerae.
b) Bakteri gram positif
Bakteri gram positif adalah kelompok bakteri yang dinding selnya memiliki lapisan peptidoglikan tipis dan mampu menyerap warna merah dari lingkungan. Contoh bakteri gram positif antara lain:
1) Aktinobakteria adalah bakteri dengan sifat agak mirip fungi dan pada petidoglikan dinding selnya tidak diselimuti selaput inti. Contoh bakteri ini adalah genus Streptomyces penghasil antibiotik streptomisin.
2) Bakteri asam laktat adalah bakteri yang menghasilkan asam laktat melalui proses fermentasi gula. Secara alami, bakteri ini hidup di mulut manusia.
3) Klostridium adalah bakteri penyebab tetanus (Clotridium tetani) dan penyakit botulinum (Clostridum botulinum).
4) Mikobakteria adalah bakteri dengan dinding sel mengandung lilin. Contoh bakteri gram positif ini misalnya Mycobacterium tuberculosis penyakitTuberculosis (TBC).
5) Stafilokokus adalah bakteri patogen penyebab turunnya kekebalan tubuh manusia. Biasanya mereka hidup di kulit dan hidung.
6) Streptokokus adalah bakteri yang hidup di mulut dan saluran pencernaan hewan dan manusia.
c) Bakteri tidak berdinding sel
Tidak banyak bakteri yang masuk ke dalam golongan ini. Kendati demikian, salah satu contohnya bisa kita lihat pada Mikoplasma. Bakteri ini adalah bakteri parasit yang biasanya hidup di tanah atau saluran manusia tapi tidak menyebabkan timbulnya penyakit.
Demikianlah artikel tentang klasifikasi bakteri berdasarkan jumlah dan letak flagel, kebutuhan akan oksigen, suhu optimum, cara mendapatkan makanan, bentuk sel dan karakteristik dinding sel (pewarnaan gram) beserta contohnya lengkap. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya.