Reproduksi Bakteri Secara Vegetatif, Aseksual dan Seksual
https://www.biologijk.com/2017/07/reproduksi-bakteri-secara-vegetatif-aseksual-dan-seksual.html
Daftar Materi Biologi
Advertisement
Baca Juga:
Bakteri merupakan makhluk hidup yang dapat berkembang biak dengan sangat mudah. Hal ini tercermin dari keberadaanya di semua lingkungan dalam jumlah yang sangat banyak sehingga tidak heran kalau bakteri disebut sebagai organisme kosmopolit. Reproduksi bakteri secara umum dapat dilakukan dalam tiga cara yaitu sebagai berikut.
1.Reproduksi Bakteri Secara Vegetatif
2.Reproduksi Bakteri Secara Aseksual
3.Reproduksi Bakteri Secara Seksual
Jika kalian perhatikan, ketiga cara reproduksi bakteri di atas umumnya juga terjadi pada beberapa makhluk hidup eukariotik multiseluler seperti hewan dan tumbuhan, akan tetapi karena bakteri merupakan organisme prokariotik uniseluler maka proses reproduksinya sedikit berbeda. Nah, pada kesempatan kali ini penulis akan mengulas ketiga cara reproduksi bakteri tersebut. Untuk itu silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini.
#1 Reproduksi Bakteri Secara Vegetatif
Perkembangbiakan bakteri secara vegetatif dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pertumbuhan tunas (budding), fragmentasi (fragmentation) dan pembelahan biner (binary fission). Dari ketiga jenis reproduksi bakteri secara vegetatif tersebut, sebagian besar bakteri melakukan reproduksi melalui pembelahan biner. Akan tetapi, jika kondisi lingkungan tidak menguntungkan, maka reproduksi bakteri bisa beralih ke pertumbuhan tunas atau fragmentasi.
A. Pembentukan Tunas (Budding)
Pertunasan adalah pembelahan yang menghasilkan dua sel yang berbeda ukuran, satu berukuran besar dan satunya berukuran lebih kecil. Sel yang besar disebut induk sedangkan yang kecil disebut anak. Pertumbuhan tunas pada reproduksi bakteri dimulai dengan tumbuh dan berkembangnya sebuah tonjolan kecil pada salah satu ujung sel. Tunas ini mereplikasi genom, tumbuh membesar dan menjadi sel anakan. Apabila ukuran tunas hampir sama dengan ukuran induknya, tunas akan memisahkan diri dari sel induk untuk menjadi bakteri baru.
B. Fragmentasi (Fragmentation)
Apabila kondisi lingkungan tidak menguntungkan, bakteri umumnya akan melakukan reproduksi melalui metode fragmentasi. Fragmentasi adalah cara perkembangbiakan bakteri diman bakteri baru tumbuh dari bagian tubuh (fragmen) induknya. Bakteri induk akan melakukan permutusan bagian selnya secara sederhana. Kemudian bagian yang telah terputus tadi akan tumbuh menjadi bakteri baru dan berkembang menjadi dewasa.
C. Pembelahan Biner (Binary Fission)
Pembelahan biner merupakan cara yang paling umum ditemukan pada proses reproduksi bakteri. Kendati demikian, pembelahan biner lazimnya hanya terjadi apabila kondisi lingkungan menguntungkan bagi bakteri. Sel bakteri akan membelah menjadi dua sel anak yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama (identik). Perhatikan gambar dibawah ini agar kalian dapat memahaminya secara jelas.
Dalam proses pembelahan, akan terbentuk sebuah dinding pembatas yang memisahkan kromosom pada 2 sel anak. Setelah terpisah, sel anak akan tumbuh dalam waktu 20 – 30 menit serta dapat mengulangi proses pembelahan biner yang sama untuk menghasilkan bakteri baru. Hal inilah yang menyebabkan proses reproduksi dapat berlangsung dengan cepat. Kita ambil contoh proses pembelahan biner pada bakteri Escherichia coli.
Ketika bakteri Escherichia coli berada pada kondisi yang memungkinkan, seperti suhu yang tepat dan nutrisi yang tersedia, bakteri ini dapat membelah diri setiap 20 menit sekali. Artinya bahwa hanya dalam waktu 7 jam saja, satu bakteri mampu menghasilkan lebih dari 2 juta bakteri. Setelah 2 juta bakteri terbentuk, satu jam lebih kemudian jumlah bakteri akan meningkat menjadi hampir 17 juta sel bakteri. Itulah sebabnya kita dapat dengan cepat menjadi sakit ketika bakteri patogen menyerang tubuh kita.
#2 Reproduksi Bakteri Secara Aseksual
Reproduksi bakteri secara aseksual terjadi melalui pembentukan endospora. Endospora adalah spora yang terbentuk di dalam sel bakteri (diluar: eksospora). Pembentukan endospora dilakukan oleh bakteri hanya jika terjadi perubahan kondisi lingkungan yang buruk atau jika bakteri berada pada lingkungan yang ekstrim seperti suhu yang tinggi. Selain itu, pembentukan endospora juga dilakukan bakteri apabila nutrisi lingkungannya langka dan atau populasi bakteri sangat padat.
Dalam kondisi lingkungan yang buruk tersebut, bakteri akan mereplikasi DNA dan membentuk pembungkus (coat) yang sangat kuat dan tahan terhadap radiasi sinar ultraviolet, panas, kekeringan serta tahan terhadap bahan kimiawi seperti desinfektan. Kemudian jika kondisi lingkungan telah sesuai, endospora akan terlepas dari sel induk dan membentuk bakteri yang baru. Dalam hal ini sel induk akan mati. Contoh bakteri yang dapat membentuk spora adalah Bacillus dan Clostridium.
#3 Reproduksi Bakteri Secara Seksual
Bakteri tidak melakukan pembiakan seksual yang sebenarnya, seperti yang terjadi pada makhluk hidup eukariotik. Hal ini karena pada bakteri tidak terjadi penyatuan sel kelamin. Meskipun demikian, pada bakteri terjadi juga pemindahan materi genetik dari satu sel ke sel yang lain seperti yang terjadi pada pembiakan seksual sel eukariotik. Oleh karena itu, perkembangbiakan atau reproduksi bakteri yang terjadi dengan cara ini disebut perkembangbiakan paraseksual.
Pada reproduksi bakteri secara paraseksual, sel yang memberikan bahan genetik disebut sel donor dan sel yang menerima bahan genetik disebut sel resipien. Penggabungan dua jenis bahan genetik ini disebut rekombinasi. Rekombinasi bahan genetik dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi dan transduksi.
A. Transformasi
Transformasi adalah pemindahan materi genetik dari satu sel ke sel lain tanpa melalui kontak langsung. Pada keadaan tertentu (misalnya perlakuan dengan kalsium klorida atau CaCl2) bakteri dapat mengambil potongan DNA dari luar sel secara langsung. Pemindahan materi genetik juga dapat berlangsung melalui perantara plasmid. Jika plasmid suatu bakteri masuk ke dalam bakteri yang lain maka akan terjadi rekombinasi.
Proses transformasi dalam reproduksi bakteri ini pertama kali dikemukakan oleh Frederick Griffith pada tahun 1928. Contoh bakteri yang diketahui dapat melakukan transformasi secara alami adalah Haemophilus, Neisseria, streptococcus, dan Bacillus.
B. Konjugasi
Konjugasi adalah pemindahan materi genetik dari sel donor ke sel resipien secara langsung melalui saluran konjugasi sehingga kedua sel saling berhubungan atau dengan kata lain terjadi kontak langsung. Melalui saluran konjugasi ini materi genetik sel donor berpindah ke sel resipien sehingga terjadi rekombinasi genetik.
Tentu kalian masih ingat mengenai struktur bakteri bukan? Pada bagian permukaan sel bakteri terdapat suatu organel yang disebut pili. Pili inilah yang digunakan sebagai saluran konjugasi yang disebut pili seks. Proses konjugasi pada reproduksi bakteri pertama kali ditemukan oleh Lederberg dan Tatumpada tahun 1946. Peristiwa konjugasi hanya dapat ditemukan pada bakteri Gram Negatif, misalnya Escherichia, Shigella, Salmonella dan Pseudomonas aeruginea.
C. Transduksi
Transduksi adalah pemindahan materi genetik melalui perantara virus pemakan bakteri yang disebut bakteriofag (Bacteriophage). Coba kalian ingat lagi proses replikasi virus secara litik dan lisogenik. Ketika terjadi sintesis partikel-partikel virus, sebagian kecil DNA sel inang (bakteri) dapat bergabung dengan materi genetik virus.
Jika virus ini kemudian menginfeksi sel bakteri yang lain, maka fragmen-fragmen DNA bakteri yang terbawa virus dapat bergabung dengan DNA sel inang yang menyebabkan terjadinya rekombinasi. Proses transduksi dalam reproduksi bakteri pertama kali dikemukakan oleh Zinder dan Lederberg pada tahun 1952.
Demikianlah artikel tentang reproduksi bakteri secara vegetatif (pembentukan tunas, fragmentasi dan pembelahan biner), secara aseksual (pembentukan endospora) dan secara paraseksual (transformasi, konjugasi dan transduksi) beserta gambar lengkap. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya.